Kamis, 05 Juli 2012

Berfoto Dengan Para Pemain Sendra Tari Ramayana

SEMARANG- SMPN 21 mengadakan Kemah Budaya Prambanan (KBP) di Bumi Perkemahan Prambanan selama tiga hari dua malam. Acara ini memang tiap tahunnya diadakan, pesertanya kelas VII dan panitianya kakak-kakak Dewan Galang kelas VIII, Pembina Pramuka, dan Bapak-Ibu wali kelas.
Sabtu (16/6) pagi hari anak-anak kelas VII datang ke SMP 21 Semarang, memasukkan barang-barang regu ke truk dan barang-barang pribadi ke bis sesuai dengan pembagiannya. Sebelum meluncur ke tempat, dilaksanakan Upacara Pemberangkatan oleh Kepala Sekolah.
Sekitar pukul 10.00 tibalah rombongan SMP 21 Semarang di Bumi Perkemahan Prambanan. Setelah menurunkan barang-barang, baru semua menyantap makan siang yang sudah disediakan. Langsung saja, pendirian tenda dimulai. Dewan Galang membantu adik-adik sesuai dengan regu yang ditanggungjawabkan.
Semua tenda sudah jadi, kini, tiba saatnya untuk istirahat, dan sholat berjama’ah. Beberapa menit kemudian, ada Upacara Pembukaan KBP 2012. Sholat Ashar berjama’ah dilanjutkan teknik kepramukaan (TekPram) diadakan sekitar pukul 15.00-17.00. Teknik Kepramukaan (TekPram) yang diujikan seperti morse, semaphore, dan PUPUK-sandi.
Pukul 19.30 anak-anak dikumpulkan di lapangan untuk bersiap-siap menonton Sendra Tari Ramayana. Cerita Sendra Tari Ramayana diangkat dari relief-relief yang terukir di Candi Shiwa, candi yang terbesar di Prambanan. Tepuk tangan yang keras menyertai usainya Sendra Tari Ramayana. Dan penonton diperbolehkan berfoto dengan para pemain Sendra Tari Ramayana.

Minggu (17/6) dini hari, senam pramuka mengawali aktivitas hari ini. Dewan Galang menjadi pemandu senamnya. Walaupun sempat ada sedikit trouble pada audio, tetapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat peserta untuk senam.
Penjelajahan Cagar Budaya dilaksanakan pukul 07.30 hingga 11.00. Adik-adik  menjelajahi kawasan Prambanan yang dibantu oleh seorang guide. Kakak-kakak Dewan Galang juga mengawasi jalannya Penjelajahan Cagar Budaya. Satu per satu tempat di kawasan Prambanan dilalui. Tak menyia-nyiakan kesempatan ini, banyak yang berfoto-foto.
Lelah Penjelajahan Cagar Budaya, kini waktunya untuk beristirahat, sholat berjama’ah, dan makan. Dalam Kemah Budaya Prambanan (KBP) ini, adik-adik harus memasak sendiri. Tetapi, disediakan juga dapur umum, tempat yang menyediakan makanan untuk panitia dan regu bila tidak bisa memasak karna suatu sebab.
Waktu istirahat sangat dimanfaatkan, karena usai istirahat, sholat berjama’ah, dan makan akan ada outbond.
Tiba saatnya untuk outbond. Ada dua belas macam rintangan yang harus dilalui, seperti kelereng bambu, wayang wong, merayap, gang kaki, dan lainnya. Semua regu antusias menjalani outbond yang dibuat oleh Dewan Galang ini.
Bagi regu yang sudah selesai outbond bisa beristirahat atau berkeperluan pribadi seperti mandi. Disusul sholat Maghrib berjama’ah dan sholat Isya’.
Acara selanjutnya adalah Api Unggun, dimana ada pembacaan Dasa Dharma oleh Dewan Galang dan tiap kelas menampilkan satu pentas seni. Setelah semua kelas menampilkan pentas seni, Dewan Galang menampilkan accoustic-an, yaitu Kangen dari Dewa 19. Dan Api Unggun menutup jadwal hari ini.

Senin (18/6) pagi hari sholat Subuh berjama’ah adalah sholat terakhir yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Prambanan. Ya, hari ini adalah hari terakhir Kemah Budaya Prambanan.
Bongkar tenda, bersih-bersih lingkungan, dan bhakti sosial mengisi pagi itu. Bhakti sosial perorangan yaitu segelas beras dan satu buah mie instan. Juga diperboleh bahan makanan layak makan untuk dibhakti sosialkan. Hasil dari bhakti sosial ini disumbangkan untuk penduduk sekitar Candi Prambanan.
Teknik Kepramukaan putra-putri, outbond putra-putri, regu terdisiplin putra-putri, dan juara umum putra-putri diberikan hadiah saat upacara penutupan. Mereka pun kembali ke SMPN 21 Semarang dengan selamat. (Nandhika Lupitasari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar